Jensen Huang, CEO Nvidia dan salah satu orang terkaya di dunia, baru-baru ini terlihat menikmati kuliner kaki lima di kawasan Blok M, Jakarta. Dalam momen yang cukup langka dan sederhana ini, Huang tampak menikmati gulai tikungan atau yang akrab disapa gultik, sebuah hidangan khas yang banyak digemari di kawasan tersebut. Ia juga ditemani oleh Vikram Sinha, CEO Indosat Ooredoo Hutchison, dan jurnalis ternama Najwa Sihab.
Makan Gultik di Pinggir Jalan Blok M (Kaki 5) Jensen Huang Tampak Di Sosmed Vikram Sinha
Momen tersebut terungkap melalui unggahan di media sosial Instagram oleh Vikram Sinha, CEO Indosat Ooredoo. Dalam foto yang dibagikan, terlihat Jensen Huang yang tampak mengenakan pakaian kasual berupa kaos dan celana jeans hitam, duduk di sebuah meja makan pinggir jalan yang sederhana. Di sebelah kiri Jensen Huang, tampak Najwa Sihab dengan pakaian serba hitam, sementara Vikram Sinha duduk di sebelah Najwa, mengenakan kemeja putih dan celana jeans abu-abu gelap.
Lokasi makan tersebut diketahui berada di sekitar Jalan Mahakam, Blok M, Jakarta Selatan, tepatnya di belakang Blok M Plaza. Kawasan ini terkenal dengan kuliner kaki lima yang murah dan lezat, termasuk salah satunya adalah gulai tikungan (gultik) yang menjadi favorit banyak orang. Gultik adalah sajian gulai kambing yang biasa ditemukan di pinggir jalan Blok M, yang terkenal dengan rasa gurih dan pedasnya. Selain gulai tikungan, mereka juga menikmati tusuk sate yang turut hadir di meja makan mereka.
Obrolan tentang Masa Depan Teknologi AI di Indonesia
Selain menikmati kuliner lokal, pertemuan ini juga diwarnai dengan diskusi tentang masa depan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI). Vikram Sinha mengungkapkan bahwa dalam pertemuan tersebut, mereka berbincang tentang potensi besar AI untuk masa depan Indonesia. Menurutnya, perkembangan teknologi AI dapat membuka peluang yang sangat besar bagi berbagai sektor di Indonesia, termasuk di bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
“Diskusi tersebut memberikan inspirasi yang mendalam mengenai potensi kecerdasan buatan yang dapat menciptakan peluang tanpa batas untuk masa depan Indonesia. Kami berbicara tentang bagaimana teknologi ini dapat digunakan untuk mempercepat transformasi digital di negara ini,” ujar Vikram dalam unggahan Instagram-nya.
Diskusi yang terjadi pada kesempatan tersebut tentu menjadi momen berharga, mengingat Jensen Huang adalah sosok yang memiliki pengaruh besar dalam dunia teknologi. Nvidia, perusahaan yang dipimpin oleh Jensen Huang, adalah pionir dalam bidang pemrosesan grafis dan kecerdasan buatan, serta menjadi pemimpin pasar dalam chip untuk kecerdasan buatan yang digunakan oleh banyak perusahaan di seluruh dunia. Jensen Huang pun dikenal karena wawasan dan visinya mengenai masa depan teknologi, yang tidak hanya terbatas pada dunia permainan atau grafis komputer, tetapi juga aplikasi kecerdasan buatan di berbagai bidang industri.
Jensen Huang, Salah Satu Orang Terkaya di Dunia
Jensen Huang adalah salah satu orang terkaya di dunia, dengan kekayaan yang diperkirakan mencapai sekitar US$ 128 miliar atau setara dengan Rp 2.035 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.900/dolar AS). Huang telah memimpin Nvidia sejak didirikan pada 1993 dan berhasil mengubah perusahaan ini menjadi salah satu pemain terbesar dalam industri teknologi, khususnya dalam bidang chip grafis dan kecerdasan buatan.
Meskipun berada di puncak kesuksesan dan dikenal sebagai orang paling kaya ke-9 di dunia versi Forbes Real Time, Huang tetap memiliki sikap rendah hati dan sering terlihat menikmati kehidupan sederhana, seperti saat ia makan di pinggir jalan di Blok M ini. Momen ini tentu menjadi sebuah pengingat bahwa kesuksesan besar tidak selalu harus diiringi dengan gaya hidup mewah yang mencolok.
Bukan Pertama Kali Makan di Kaki Lima
Ternyata, ini bukanlah pertama kalinya Jensen Huang tertangkap kamera sedang menikmati kuliner kaki lima di luar negeri. Sebelumnya, Huang juga pernah terlihat makan di warung makan pinggir jalan di beberapa negara lain, termasuk Singapura dan Amerika Serikat. Meskipun hidup dengan kekayaan luar biasa, Huang dikenal sebagai sosok yang sederhana dan menyukai pengalaman kuliner lokal yang otentik, jauh dari kemewahan yang biasa melekat pada orang-orang dengan kekayaan sebesar dirinya.
Pengaruh Teknologi terhadap Masa Depan Indonesia
Melalui pertemuan ini, tidak hanya kuliner yang menjadi topik utama, tetapi juga pembicaraan tentang bagaimana teknologi dapat membawa perubahan positif bagi Indonesia. Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan kecerdasan buatan untuk berbagai kepentingan, dari sektor bisnis hingga pemerintah.
Vikram Sinha menambahkan bahwa dengan semakin berkembangnya teknologi AI, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan lokal di Indonesia untuk mempercepat digitalisasi, meningkatkan efisiensi operasional, dan membuka akses bagi produk dan layanan yang lebih inovatif. Ini tentunya bisa mendukung Indonesia dalam mencapai visi menjadi negara maju di masa depan.
Kehadiran Jensen Huang di tengah-tengah diskusi seperti ini juga memberikan kesempatan bagi para pemimpin teknologi di Indonesia untuk mendapatkan wawasan langsung dari salah satu tokoh penting dalam dunia teknologi global. Pembicaraan seperti ini tentu dapat memperkaya pemahaman tentang bagaimana teknologi AI dapat diterapkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan inovasi di Indonesia.
Kesimpulan Jensen Huang , Vikram Sinha dan Najwa Sihab Bertemu dan Makan Bersama Di kaki 5
Makan gulai tikungan di pinggir jalan Blok M mungkin terlihat seperti momen biasa, namun pertemuan antara Jensen Huang, Vikram Sinha, dan Najwa Sihab ini memberikan pesan yang lebih dalam mengenai Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor teknologi. Obrolan mereka tentang kecerdasan buatan dan peluang tak terbatas yang dapat diciptakan di Indonesia menunjukkan bagaimana kolaborasi antara pemimpin teknologi global dan lokal dapat membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah dan inovatif.
Dengan kekayaan dan statusnya sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Huang menunjukkan bahwa kesuksesan tidak menghalangi untuk menikmati pengalaman sederhana, seperti mencicipi kuliner lokal yang menggugah selera. Sementara itu, diskusi tentang AI membuka pandangan baru tentang bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan teknologi untuk masa depan yang lebih baik.