4 Alasan Mengapa Motor Listrik Masih Kurang Diminati Di Indonesia

Motor Listrik
banner 120x600
banner 468x60

Motor listrik atau Motor Pengisian Daya Listrik saat ini masih belum mendapatkan respons yang signifikan dari masyarakat Indonesia. Jika dibandingkan dengan motor konvensional, penjualannya masih jauh tertinggal. Motor konvensional tercatat terjual lebih dari 6 juta unit per tahun, sementara motor daya listrik hanya terjual belasan ribu hingga puluhan ribu unit dalam setahun. Lalu, apa saja faktor yang menyebabkan motor daya listrik belum banyak diminati oleh konsumen di Indonesia?

Penjualan Motor Listrik yang Masih Terbilang Rendah

Menurut data yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), Hari Budianto, penjualan motor daya listrik pada tahun ini diperkirakan hanya mencapai sekitar 70 ribu unit. Angka ini terbilang sangat kecil jika dibandingkan dengan penjualan motor konvensional yang sepanjang Januari hingga Oktober 2024 telah mencapai lebih dari 5,4 juta unit.

banner 325x300

Tercatat penjualan motor daya listrik bulanan hanya sekitar 6.000 unit, sementara motor konvensional terjual dengan jumlah yang jauh lebih tinggi. Capaian ini jelas menunjukkan betapa besar perbedaan antara minat pasar terhadap motor daya listrik dan motor konvensional. Bahkan, pemerintah sebelumnya menargetkan untuk memproduksi dua juta unit motor listrik pada tahun 2025, namun pencapaian ini tampaknya masih jauh dari harapan.

Faktor Utama yang Membuat Motor Listrik Kurang Diminati

1. Masih Terbilang Teknologi Baru

Motor daya listrik di Indonesia termasuk teknologi yang relatif baru dan belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Hari Budianto menjelaskan bahwa butuh waktu bagi masyarakat Indonesia untuk sepenuhnya menerima keberadaan motor daya listrik. Teknologi yang baru ini memerlukan proses adaptasi, di mana masyarakat harus menyesuaikan diri dengan cara pengoperasian yang berbeda dari motor konvensional.

Salah satu perbedaan utama antara motor daya listrik dan motor bensin adalah cara pengisian energi. Pada motor bensin, pengisian bahan bakar sangat mudah dilakukan kapan saja dan di mana saja. Sedangkan untuk motor listrik, pengisian daya membutuhkan waktu yang lebih lama dan akses ke tempat pengisian yang mungkin belum tersebar luas di seluruh Indonesia. Hal ini membuat motor daya listrik belum sepenuhnya diterima, terutama oleh mereka yang belum merasa yakin dengan ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang memadai.

2. Harga yang Masih Mahal

Salah satu alasan utama mengapa motor daya listrik belum banyak diminati adalah harga jualnya yang relatif mahal. Meskipun pemerintah memberikan insentif untuk motor daya listrik, harga motor daya listrik tetap lebih tinggi dibandingkan motor konvensional. Sebagai contoh, harga motor listrik bisa mencapai puluhan juta rupiah, sementara motor konvensional banyak yang dijual dengan harga yang jauh lebih terjangkau.

Selain itu, meskipun ada teknologi baterai yang bisa dipertukarkan atau “swap battery”, masalah harga baterai yang mahal juga menjadi hambatan. Baterai motor listrik dapat memakan biaya hingga 40% dari harga motor itu sendiri. Masyarakat Indonesia, yang mengandalkan sepeda motor sebagai sarana transportasi harian yang murah dan praktis, mungkin merasa kesulitan untuk membeli motor listrik dengan harga yang relatif tinggi ini.

3. Keterbatasan Jarak Tempuh

Motor listrik, meskipun semakin canggih, masih menghadapi masalah keterbatasan jarak tempuh. Motor listrik dengan satu baterai memiliki jarak tempuh yang lebih terbatas dibandingkan motor konvensional. Di Jakarta, misalnya, terdapat beberapa layanan baterai swap yang memungkinkan pengendara untuk menukar baterai yang sudah habis daya dengan yang baru, namun ini hanya tersedia di kota-kota besar. Di luar Jakarta, masih sangat sedikit tempat yang menawarkan fasilitas ini.

Hari Budianto menambahkan, untuk beberapa motor listrik yang dilengkapi dengan dua baterai, jarak tempuhnya masih terbatas sekitar 60 km. Dengan jarak tempuh yang terbatas ini, pengguna motor listrik bisa merasa khawatir ketika harus bepergian ke luar kota atau daerah yang tidak memiliki stasiun pengisian daya yang memadai. Kendala ini jelas menjadi masalah besar bagi mereka yang memerlukan motor sebagai sarana transportasi jarak jauh.

4. Kebiasaan Pengguna Motor Konvensional

Di Indonesia, sepeda motor merupakan alat transportasi yang sangat populer, terutama bagi pekerja di sektor formal maupun non-formal. Banyak orang mengandalkan motor untuk memenuhi kebutuhan mobilitas harian mereka, mulai dari ke kantor hingga menjalankan aktivitas ekonomi lainnya. Kepraktisan dan kemudahan untuk menggunakan motor kapan saja dan di mana saja menjadi alasan utama mengapa motor konvensional masih menjadi pilihan utama.

Motor listrik, meskipun menawarkan sejumlah keunggulan seperti ramah lingkungan, tetap menghadapi tantangan besar dalam hal kenyamanan dan kepraktisan. Proses pengisian baterai yang memakan waktu, serta keterbatasan jangkauan, membuat pengguna motor merasa terhambat dalam melakukan perjalanan jauh. Hal ini membuat banyak orang lebih memilih motor konvensional yang tidak memerlukan waktu lama untuk “mengisi ulang bahan bakar.”

Solusi dan Harapan di Masa Depan

Untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap motor listrik, beberapa langkah perlu diambil oleh pemerintah dan pelaku industri. Salah satunya adalah memperluas infrastruktur pengisian daya dan memperkenalkan sistem pertukaran baterai yang lebih banyak dan merata di berbagai daerah. Selain itu, perlu ada peningkatan kesadaran tentang manfaat motor listrik, baik dari segi penghematan biaya operasional maupun dampaknya terhadap lingkungan.

Pemerintah juga dapat memperkenalkan kebijakan yang lebih mendukung, seperti memberikan insentif lebih besar untuk pembelian motor atau menyediakan fasilitas kredit yang lebih terjangkau. Diharapkan dengan adanya langkah-langkah ini, motor listrik akan semakin diminati dan dapat bersaing dengan motor konvensional di pasar Indonesia.

Kesimpulan

Motor listrik di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan besar untuk bisa diterima secara luas oleh masyarakat. Faktor-faktor seperti harga yang mahal, keterbatasan infrastruktur pengisian daya, serta kebiasaan menggunakan motor konvensional yang praktis menjadi hambatan utama. Namun, dengan adanya dukungan dari pemerintah dan inovasi teknologi, bukan tidak mungkin motor listrik akan menjadi pilihan utama di masa depan, mengingat semakin tingginya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *